YANG SEMAKIN TERLUPAKAN

Mungkin sudah tidak banyak masyarakat tanah Minahasa atau Sulawesi Utara yang mau untuk mempergunakan bahasa asli Minahasa atau Sulawesi Utara, karena kebanyakan masyarakat Minahasa sekarang ini sudah tidak peduli lagi dengan bahasa asli tanah Minahasa. Faktanya sekarang ini masyarakat Minahasa lebih sering menggunakan bahasa Manado-Melayu, mungkin tinggal orang – orang tua (opa/oma) yang masih menggunakan bahasa asli Minahasa. Sekarang ini di sekolah – sekolah di Minahasa atau Sulawesi Utara, bahasa asli Minahasa sudah di hilangkan dari Mata Pelajaran. Padahal beberapa tahun yang lalu masih ada (waktu Admin masih SD masih ada itu Mata pelajaran namanya MULOK = Muatan Lokal) dalam mata pelajaran tersebut para siswa diajarkan budaya dan tradisi Minahasa terutama bahasa asli Minahasa. Tapi sekarang ini dari SD, SMP sampai SMA Mata pelajaran tersebut sudah di hilangkan dan kebanyakan diganti dengan Mata pelajaran budaya/bahasa asing. Misalnya Mata Pelajaran Bahasa Jepang /Perancis. Padahal Bahasa Minahasa tersebut sangat penting. Pemerintah maupun Guru sekarang sudah melupakan bahwa bahasa Minahasa adalah sesuatu yang sangat penting sebagai budaya asli masyarakat tanah Minahasa. Karena siapa lagi yang akan meneruskan bahasa kita ini. Ini ada beberapa arti dan istilah dibawah ini yang dalam bahasa asli minahasa yang dapat menambah wawasan bagi kita semua. Mari kita lihat bahasa asli pada beberapa kecamatan misalnya : Kec.Tondano LAKER = Banyak MAEMOU = Mau pergi Kec.Langowan KELIAN = Banyak MASALE MANGE = Mau pergi Itulah keunikan bahasa asli Minahasa terdapat perbedaan antara beberapa kecamatan. Di Minahasa terdapat tujuh bahasa sub. Etnis yang meliputi : 1. Dialek Tombulu 2. Dialek Tondano 3. Dialek Tonsea 4. Totemboan 5. Dialek Tonsawangan 6. Dialek Ratahan, Panosakan 7. Dialek Bantik, Bentenan Contoh : Bahasa Indonesia : Ubi jalar Manado : Ubi maraya ,Batata Tolour : Kapu maanap Tombulu : Kapu karengan Toutemboan : Wola'ang tana Tonsea : Kapu madangow UCAPAN BILANGAN/ MENGHITUNG (dipakai di semua daerah di Minahasa) : Satu : Esa Dua : Rua(ruwa) Tiga : Telu Empat : epat(nepat) Lima : Lima Enam : Enem Tujuh : Pitu Delapan : ualu (walu) Sembilan : Siuw Sepuluh : Mapulu (sangapulu) Sebelas : Mapulu Wo Esa Duabelas : Mapulu Wo rua .Dst Duapuluh : Ruangapulu Seratus : Maatus Seribu : Mariwu. Dst Misalnya : Tujuh ribu lima ratus tiga puluh dua (7532) : Pitu nga riwu wo Lima nga atus wo Telu nga pulu wo rua(7532) Inilah kata/kalimat Makatana yg sering digunakan di Minahasa : > PAKATUAN WO PAKALOWIREN artinya Pakatuan = sampai tua wo = dan/dgn pakalowiren = selamat,sehat (terhindar dari yg jahat/yg jelek2) jadi Pakatuan wo Pakalowiren = semoga umur panjang dan sehat sensa/sehat walafiat ( terhindar dari yg tdk diinginkan). > I YAYAT U SANTI artinya I yayat = angkat tinggi U = itu Santi = Perisai, ungkapan ini dipakai pada masa perang merupakan ajakan perang,sekarang I yayat u santi = ajakan membangkitkan semangat persatuan bg seluruh warga Minahasa. > MINAHASA kata dasar Esa (mahesa) artinya satu (menyatu,bersatu) yg dulunya terbagi kelompok subetnik, sekarang Minahasa diartikan Persatuan. Dahulu Minahasa disebut Tanah Malesung = tanah yg berlembah dan bergelombang . > KAWANUA asal kata Wanua = wilayah pemukiman (desa,negara,daerah).Kata Kawanua sering dipakai orang yg ada di luar daerah/negara yg artinya teman satu kampung,satu daerah,satu keturunan. > TONAAS Kata asal Ta"as ( nama pohon kayu besar/tinggi ).Tonaas ini dulunya menentukan diwilayah mana rumah itu dibangun dan menjaga keamanan maupun urusan perang yg disebut kepala/pemimpin adat /Pemerintahan > KABASARAN Tarian Kabasaran ini merupakan tarian keprajuritan tradisional Minahasa, yang diangkat dari kata; Wasal, yang berarti ayam jantan yang dipotong jenggernya agar supaya sang ayam menjadi lebih garang dalam bertarung. Tarian ini diiringi oleh suara tambur dan / atau gong kecil. Alat musik pukul seperti Gong, Tambur atau Kolintang disebut “Pa ‘ Wasalen” dan para penarinya disebut Kawasalan, yang berarti menari dengan meniru gerakan dua ayam jantan yang sedang bertarung. Kata Kawasalan ini kemudian berkembang menjadi Kabasaran yang merupakan gabungan dua kata “Kawasal ni Sarian” “Kawasal” berarti menemani dan mengikuti gerak tari, sedangkan “Sarian” adalah pemimpin perang yang memimpin tari keprajuritan tradisional Minahasa. Perkembangan bahasa melayu Manado kemudian mengubah huruf “W” menjadi “B” sehingga kata itu berubah menjadi Kabasaran, yang sebenarnya tidak memiliki keterkaitan apa-apa dengan kata “besar” dalam bahasa Indonesia, namun akhirnya menjadi tarian penjemput bagi para Pembesar-pembesar. >WARANEI Pengawal/perajurit perang dibawah komando panglima Tonaas.Waranei skg diartikan orang yg terpilih/utusan.

Komentar